Mengasuh Anak Tanpa Bentak

Resume Kulwap

Mengasuh Anak Tanpa Membentak

Nara sumber : Nova Nurmala Sari (akademisi Ilmu Keluarga & Konsumen IPB, pembicara serta praktisi parenting)

******************************
Menurut ahli parenting, definisi Pengasuhan adalah saat dimana orang tua memberikan pengetahuan, pengalaman, keahlian dalam melakukan pemeliharaan, perlindungan, pemberian kasih sayang & pemberian arahan kepada anak.

Pengasuhan tidak hanya seberapa lengkap fasilitas yang telah kita berikan ke anak, atau tidak hanya menuruti apa yang anak inginkan. Tapi harus lengkap sesuai definisi diatas.

Coba ayah bunda telaah dibagian mana dari definisi pengasuhan di atas yang belum kita berikan ke anak

Pengasuhan adalah proses yang sangat panjang selama anak hidup di dalam keluarga hingga anak keluar dari rumah (menikah).

 Pengasuhan yang baik bukan hanya mengandalkan kemampuan intelektual orang tua. Tapi juga melibatkan kecerdasan emosi.
Dalam artian bahwa orang tua mampu menyadari apa yang di rasakan anak dan mampu memberikan empati apa yang dirasakan anak. Seperti dapat menenangkan dan membimbingnya untuk mengatasi perasaan yang dirasakan. Untuk mencapai tahap ini, maka sebelumnya perlu dibangun komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.
Ayah dan bunda tentunya sering mengajak anaknya ngobrol, main bersama atau jalan-jalan bersama kan? 😃

Beberapa pola emosi yang berbeda di setiap umur anak :

1. Anak pada usia toodler (12-36 bulan). Anak pada usia ini, emosi yang muncul terkadang singkat tetapi mudah berubah jika kita pintar mengalihkannya.

Ada 5 pola emosi pada anak usia ini

Yang pertama adalah *kemarahan* Beberapa penyebabnya antara lain:
A. anak merasa ada yang menggangu usahanya untuk bergerak atau berkatifitas lainnya
B. Anak merasa ada yang menghalangi keinginannya
C. Anak merasa tidak ada yang bisa memahami dirinya

Ketika anak marah dengan pola-pola diatas, ia akan mengekspresikan  perasaannya dengan menjerit bahkan terkadang menendang-nendang dan memukul atau menjerit. Kemarahan anak juga dapat kita lihat ketika sang anak mengacak acak barang yang ada dan membantingnya. Juga terkadang bisa dengan melompat lompat, berguling-guling atau rewel

Cara mengatasinya :
Kita jangan langsung memarahinya atau membentak bahkan berbicara yang negatif kepada anak. Karena anak belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Coba untuk peluk anak atau gendong terlebih dahulu. Jika anak sudah bisa bicara, ketika sudah cukup tenang setelah dipeluk/gendong, coba untuk tanya dengan lembut apa yang diinginkan. Terutama kita sebagai orang tua jangan sampai terpancing dengan kondisi yang ada. Ingat untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anak.

Yang kedua adalah *Rasa Takut*
Penyebab dari rasa takut ini anak akan merasakan benda, situasi, mendengar suara (bisa suara apa saja termasuk suara hewan dll) maupun orang asing. Tingkah lakunya ketika merasakan hal tersebut anak akan berusaha untuk menghindar dari apa yang ia takuti, dibarengi dengan merengek atau menangis.
Cara mengatasinya : pastikan anak selalu berada didekat kita dan anak juga tau jika kita ada untuknya

Selanjutnya adalah emosi *Rasa Gembira*
Biasanya anak merasakan emosi ini ketika bercanda atau melihat hal yang ia senangi. Tingkah lakunya biasanya anak akan tertawa tersenyum dan menggerakkan tangan kakinya dengan senang. Dalam kondisi ini, sebaiknya kita sebagai orang tua ikut terlibat gembira dan merasakan kesenangannya, jangan sampai acuh. Sebagai  pemberitahuan kepada anak bahwa hal ini adalah hal yang baik yang orang tuanya menyenangi emosi tersebut.

Dan emosi yang terakhir yaitu *Anak merasakan Kasih Sayang*
 Penyebabnya biasanya anak melihat bagaimana orang tua nya maupun keluarga besar lainnya memperlakukan hewan atau benda disekitarnya. Anak akan melihat bagaimana ketika ayah bunda merawat seekor kucing misalnya. Atau bagaimana merawat kendaraan. Tingkah lakunya biasanya anak akan memeluk, membelai dan mencium objek atau orang yang di cintainya

Respon kita sebaiknya jangan melarang anak ketika mengekspresikan emosi kasih sayangnya tersebut. Meskipun benda yang mau dipeluknya kotor.
Tapi perlu diawasi pula objek benda tersebut tidak membahayakan anak ya ayah bunda

2. Anak pada usia pra sekolah (3-6 tahun)
Disini saya menekankan bahwa keluarga menjadi peran besar dalam mendorong anak untuk memunculkan inisiatif dan cara menghargai sesuatu.
 Ekspresi emosi yang dirasakan pada anak di tahap usia ini, tergantung dari kesadaran kognitif apa yang anak lihat dan apa yang anak pikirkan, serta hubungan sosial dan lingkungan. Di anak usia 3-4 tahun perkembangan emosinya meliputi sudah mengenal rasa frustasi, merasakan rasa takut pada gelap / ditinggalkan, dan anak sudah mampu mengembangkan keterampilan mengendalikan diri.

Di anak usia 5-6 tahun, perkembangan emosinya  sang anak dapat mengungkapkan dan memahami perasaan, sudah mulai memahami kata-kata aneh dan mengenal mana perlakuan benar dan salah. Responnya untuk anak di usia pra sekolah ini, orang tua sebagai contoh dan panutan (role model) memberikan dan menunjukkan kepada anak sikap dan perilaku yang baik. Karena pada usia ini adalah masa dimana anak akan menjadi peniru yang sangat baik

 Perlu di ingat : *Jangan sampai keluar kata-kata yang tidak baik/sopan dari mulut kita di depan anak*
Dan jangan lupa, pilih dengan bijak lingkungan sekitar ya ayah bunda. Karena bisa jadi anak dapat meniru dari tetangga atau orang yang berinteraksi disekitar rumah kita 😉

3. Anak pada usia sekolah (6-12 tahun)

Pada usia ini merupakan proses belajar anak dalam mencari saat yang tepat untuk mengekspresikan emosinya. Pemahaman dan pengaturan emosi anak mulai meningkat. Anak di usia ini sudah dapat menyadari rasa bangga dan malu dengan baik. Anak juga sudah mampu mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial. Ia juga sudah mampu menyadari perasaan dirinya dan orang lain.

Cara merespon emosi anak di usia ini kita sebagai orang tua sudah bisa menjadi pendengar yang baik dan teman curhatnya. Ingat ya ayah bunda, untuk mencapai tahap itu,  jangan lupa kembali untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak, jika belum mulai ajak anak ayah bunda pergi jalan hanya berdua saja ya dengan jarak bisa 2 Minggu sekali.
 Jika anak lebih dari 1, ayah bunda bisa mengajaknya secara bergantian dan libatkan pasangan kita untuk melakukan hal yang sama.

4. _Anak pada usia remaja dan dewasa awal_ (12-20 tahun)
Usia ini bisa dikatakan sebagai masa yang dipenuhi dengan konflik mood yang berubah-ubah (stroom and stress).
Pada usia ini juga, terkadang anak melakukan pemberontakan atau bahkan melawan yang terkadang kita sebagai orang tua sulit untuk memahaminya.

Respon kita dalam menyikapinya adalah mencoba untuk menghargai emosi anak. Kemudian ajarkan anak untuk bisa _speak up_ atau menceritakan setiap persoalannya ke orang tuanya. Ini kembali dilakukan untuk membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak.  Selain itu, ajarkan juga untuk meluapkan emosinya dengan bercerita kepada orang yang tepat. Jangan sampai masalah yang ada malah dipendam sendiri. Dan itu bahaya ya..

Dari pemaparan di atas, ternyata kita tahu bahwa emosi itu tidak hanya marah-marah ya, ayah bunda

Jadi emosi itu adalah perasaan yang muncul pada diri seseorang akibat dari suatu kondisi atau bisa juga berasal dari suatu interaksi

Jika kita sebagai orang tua telah menerapkan pelatihan emosi kepada anak ada banyak *manfaat* yang bisa ayah dan bunda dapat lho

1. Anak akan mempunyai kesehatan fisik yang lebih baik, jadi anak tidak mudah sakit-sakitan 😊

2. Prestasi anak akan lebih baik

3. Membangun hubungan pertemanan yang lebih baik dan sehat

4. Lebih sedikit mempunyai masalah perilaku

5. Kecenderungan untuk melakukan kekerasan menjadi lebih kecil

6. Mengurangi resiko-resiko negatif yang dihadapi anak

7. Mempunyai keahlian untuk menyelesaikan masalahnya dengan lebih baik.

Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas, bagaimana kita sebagai orang tua meminimalisir untuk tidak membentak anak adalah :

1. Ayah dan bunda harus sering berlatih kesabaran ya, bagi umat muslim bisa dengan memperbanyak istighfar.

2. Jangan sekali-sekali mengeluarkan kata-kata yang tidak baik/sumpah serapah

3. Untuk Ayah bunda yang memiliki anak di usia toodler maupun pra sekolah, ketika anak sedang rewel (Tantrum) biarkan sejenak anak mengekspresikan emosinya baru setelah dirasa cukup baru peluk/gendong anak dan ajak bicara apa yang dia mau

4. Dan terakhir, anak itu adalah sebuah titipan dari Sang Pencipta. Banyak para orang tua lainnya yang tidak seberuntung kita yang sangat menginginkan kehadiran sang buah hati. Jadi jaga dengan sangat baik anak-anak kita ya , ayah bunda

5. Tegas tapi bukan berarti membentak/melukai hati anak

*Pertanyaan 1*
Bagaimana menangani dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak yang semakin memburuk karena dampak dari pengasuhan orang tua sebelumnya( orang tua pernah marah dan membentak anaknya) serta yang paling penting rasa percaya diri yang tinggi di sekolah dan bidang akademiknya?

Jawab :
Hal yg pertama lakukan komunikasi yg baik dengan pasangan ( ayah bunda) untuk berkomitmen tidak akan melakukan atau mengulangi hal tersebut, karenan keberhasilan pengasuhan yaitu kontribusi dan komitmen di orangtua yg mengarahkan seperti apa pengasuhan yg akan di berikan oleh orangtua kepada anaknya. Yg kedua bangun komunikasi antara orangtua dengan anak agar kita mengetahui apa yg di rasakan serta di inginkan. Ayah bunda bisa mengajak anak kesuatu tempat untuk refreshing dan quality time (dalam artian seperti pekan ini hanya quality time dengan bunda dan pekan depan dengan ayah) agar anak bisa leluasa menyampaikan sesuatu yg iya mungkin di pendam selama ini. Dan coba ajak anak bermain yg bisa meningkatkan kepercayaan dirinya seperti berkuda, memanah, trampolin serta lakukan minimal sebulan sekali.

Dan kira-kira ini penyebab anak jadi gak percaya dirinya itu apa? Bisa digali lebih dalam dulu, karena gak pd alasannya pasti bukan cuma dibentaknya tapi muatan apa yg *orangtua katakan* sampai anaknya gak pede. Seandainya udah ketemu, ya orangtua baiknya minta maaf secara spesifik dan kasih afirmasi kalau anak itu berharga

Kalau memang bisa, coba ngobrol sama anaknya dan gali kenapa dia ngerasa gak pede atau gak bisa. Apa orangtua pernah meremehkan anak sebelumnya?

Percaya diri di sekolah itu  maunya seperti apa? Maksudnya harus tampil, berani maju, aktif? Tapi sebenarnya orangtua sudah tahu belum bakat dan potensi anaknya dimana?

Sebaiknya memang anak usia sekolah tidak perlu dituntut untuk berprestasi dan PD, tapi ciptakan kondisi nyaman dan sesuai minat anak.

Mengingat masa sekolah masa industry vs inferiority kata erik erikson, fokus ke kegiatan yg membuat anak menikmatinya dan kalau dia menemukan hal yang membuat dia unik + ngerasa dia hebat disitu otomatis akan pede dengan sendirinya

Tapi ya akan susah, kalau orangtua selama ini cuma merendahkan bakatnya atau dibandingkan sm anak lain yg jelas beda minat bakatnya dengan anaknya

Jangan sesekali memaksa kehendak orangtua, menuntut anak untuk sempurna.. jika  orangtua melakukan hal tersebut bukan hanya sekedar anak menjadi tidak percaya diri tetapi membuat anak stress juga. Diingat lagi ya Bun jngan mengkritik, terima anak apa adanya dan beri dia stimulasi sesuai keinginannya

*Pertanyaan 2*
2. Bagaimana menangani emosi (negatif=suka teriak dan memukul) anak yg jarak umurnya berdekatan, bahkan emosi anak yg lebih tua sampai ditiru oleh adik-adiknya. Sehingga terjadi pertengkaran antar saudara yang berujung orang tua membentak anaknya( padahal dari pagi orang tua sudah berniat untuk mengasuh anaknya dengan baik tanpa membentak tapi terbawa oleh emosi dan kondisi) usia anak 6 th dan 4th.

Jawab :
Untuk bunda yg memiliki 2 anak. Bun hal pertama yg bunda harus lakukan buatlah diri bunda merasa bahagia terlebih dahulu,isi kesabaran bunda secara ekstra dan libatkan ayah dalam proses Pengasuhan. Bunda dan ayah perlu memahami penyebab anak terkadang bertingkah seperti itu ( si Kaka ) Serta ingat *setiap anak itu unik dan memiliki karakter yg berbeda2* walaupun satu rahim. Usia anak bunda ( si Kaka) sudah cukup untuk bisa di ajak bicara. Berikan pemahaman secara perlahan-lahan kepada anak pertama bahwa dirinya sudah menjadi Kaka. Walaupun sulit tpi perlahan lahan anak akan mengerti. Sehari hari bunda dan ayah sebagai role model bagi anak lakukan atau biasakan berkata baik melakukan tolong menolong dan mencontohkan kasih sayang. Ayah bunda disini harus sigap ketika anak akan memukul, bunda dan ayah segera memeluk atau mengalihkan.

Disini saya juga menekankan rewards dan punishment agar ketika anak teriak atau memukul punishment apa yg membuat anak tidak akan melakukan hal tersebut, hukuman bukan Berti hal yg kejam tetapi yg dapat mencontohkan ke hal baik. Atur bondong time juga nih Bun dengan tiap anak dan selalu istighfar ya Bun ketika ada hasrat untuk membentak, ga ada ibu yg sempurna tapi kita berusaha sebaik mungkin

Ayah bunda terus semangat dan jangan sampai pilih kasih antara 2 anak sehingga anak pertama tidak menimbulkan perasaan iri dan takutnya nanti akan lebih meluapkan kekesalan kepada ayah dan bunda.

*Pertanyaan 3*
 Bagaimana cara menangani anak yang suka merebut mainan temannya, dan jika tidak terpenuhi keinginannya maka anak akan refleks memukul temannya (usia anak 2 tahun)?
Jawab :
Memukul terkadang bagian interaksi yg normal bagi balita. Anak terstimulasi lebih, semangat yg lebih atau sangat bergembira lalu anak meluapkan nya dengan pukulan. Tapi anak blm paham kalau memukul itu dapat menimbulkan masalah,
mereka tidak ada niat untuk bertindak buruk.

Pendapat saya, anak yg suka merebut mainan temannya, biarkan saja Bun kita jngan mencegahnya terlebih dahulu. Kita melihat bagaimana si anak bisa mendapatkan mainannya itu, sebab jika kita langsung melerai dan terkadang langsung menggendong anak atau bahkan memberikan maianan lain dengan harapan mengalihkan agar anak tidak berebut. Justru anak kelak tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan ketika anak sudah merasa kesal dan mau memukul temannya bunda dengan sigap memegang tangan nya dan memberikan contoh minta maaf ke temannya . Tapi klo anak bunda sudah bisa di ajak bicara dan sudah mengerti alangkah baiknya bunda sudah mengajarkan kelola emosi pada anak sesuai yg sudah saya paparkan di atas. Dan jngan lupa terapkan rewards dan punishment 😊

Serta orangtua perlu menerapkan hal disiplin agar anak mengerti bahwa memukul bukanlah tindakan yang baik. Coba berikan alternatif tindakan seprtu hentakan kaki untuk meluapkan emosinya bunda bisa beritahu ke anak .

*Pertanyaan 4*
 Bagaimana cara menangani anak yang tantrum( saat ditinggal oleh temannya banyak mau, ingin a,b,c namun jika tidak dituruti berujung tantrum) , padahal ibu masih menyusui adiknya?
Jawab :
Kenapa si anak bisa Tantrum ? Ayah bunda Tantrum aspek pengasuhan yg paling menantang. Saat anak Tantrum kita sebagai orangtua sangat ga berdaya dan kewalahan. Tapi amarah pada anak penting bagi kesehatan emosi dan ada point penting buat orangtua, yaitu menjadi belajar tenang di hadapan anak. Dengan anak amarah, luangkan waktu untuk mempraktikkan seperti bagaimana berbicara atau berinteraksi dengan teman, berikan pelukan dan empati serta izinkan anak untuk mengekspresikan emosi sambil anak belajar bahwa ia perlu menahan emosi ketika ia masuk ke lingkungan sosial.

Dan bunda masih memiliki anak yg menyusui, lebih baik bunda berikan waktu lebih kepada Kaka, si Ade bisa bunda minta bantuan kepada keluarga besar atau bahkan jika bunda menggunakan jasa pengasuh pegang sebentar adek dan bunda lebih meluangkan waktu sama Kaka. Jika bunda work mom sehabis pulang kerja jnga mencari adik dlu tetapi Kaka tanya dan dengarkan Kaka, ketika adik sudah bisa dan mengerti barulah orangtua harus pintar membagi waktu, jngan sampai memperlihatkan ketidakseimbangan kasih sayang maupun waktu antara Kaka dan adik

*Pertanyaan 5*
Bagaimana cara orang tua mengekpresikan dan mengungkapkan kasih sayangnya kepada anaknya, dan membuat anaknya paham walaupun dengan keterbatasan, orang tua tetap sayang kepada anaknya.
Jawab :
Menjadi orangtua itu suatu perjalanan yg sangat berkah dan sangat panjang.didik anak dengan cinta dan ikhtiar. Bunda dan ayah juga perlu memiliki konsisten untuk menentukan tujuan pengasuhan yg diinginkan.

Mengekspresikan kasih sayang banyak sekali ragamnya,seperti mendoakan anak2 kita agar menjadi pribadi yg shaleh dan shalihah, tidak hanya doa saja tapi berikan perhatian, bisa menjadi teman cerita, selalu menempati janji, berikan waktu luang atau ada di saat anak sedang membutuhkan kita, memberikan kepercayaan dan dukungan dan masih banyak lagi yg bunda dan ayah bisa lakukan. Ketika kita dipilih oleh Allah menjadi orangtua, Allah pasti memberikan kekuatan dan kemampuan kita untuk memberikan pengasuhan yg baik. Yg kita kira ga mampu atau ga punya karena keterbatasan tapi ternyata kita mampu. Jngan pesimis. Terus bersabar ya Bun dan ayah, sabar mendidik anak dengan kemampuan maksimal yg kita miliki semoga menjadikan penghalang bagi kita dari api neraka.

*Pertanyaan 6*
Bagaimana menangani anak yg sedang aktif-aktifnya dan rasa ingin tau yg besar agar kita sebagai orang tua tidak marah saat anak tidak mendengarkan apa yg orang tua sampaikan?
Jawab :
Orangtua sudah paham untuk mengendalikan emosinya sendiri, karena setiap orangtua cara meredam emosi berbeda-beda dan unik, anak akan lebih mudah mengendalikan emosinya dan excitementnya juga klo orangtuanya tenang dan stabil. Sebenernya bunda tinggal mengingat kembali bagaimana manajemen emosi bunda selama ini, dan hanya bunda yg tau kpn anak paling anteng dengerin ucapan kita, kita akan marah klo anak lgi rewel di tambah kita marahin dia.  Kalau saat kita panggil anak lagi asik sibuk, apa cuman dipaksakan aja ngomong tanpa peduli kondisi anak lgi denger atau ngga. Itu yg ada buang2 energi kita yg harusnya buat berbenah (bahasa saya ya Bun) malah udh cape duluan. Coba cari kondisi anak paling rewel dan bicara pelan2. Terus belajar  kendalikan dengan baik. Anak ga akan ngerti bahasa kasar atau ucapan yg keluar karena emosi bunda yg ga terkendali. Masa aktif anak hanya sebentar Bun, jngan sia2kan. Klo sudah ia keluar dri rumah (berkerja, pesantren, kuliah, menikah) pasti bunda kesepian, kangen . Jadi terus semangat melatih emosi. Latih kecerdasan emosi anak yg sudah saya paparkan di materi.. *jangan lupa istighfar bunda* 😊

*Pertanyaan 7*
 Bagaimana cara orang tua memastikan bahwa anak(usia 8 tahun) tidak meredam kemarahan kepadanya setelah anak dimarahi (setelah memarahi anak, orang tua menjelaskan alasan kenapa orang tua marah)?
Jawab :
Anak peniru yang baik,70-80% kejiwaaan anak terbentuk dari peniruan yg ia dengan dan ia lihat. Hati-hati ketika bunda memarahi anak. Tetapi jika sudah terlanjur segera minta maaf ya . meminta maaf bisa menjadi pembukaan pembicaraan orangtua dengan anak. Anak-anak sangat mudah sekali memaafkan dan membuat mereka merasa lebih baik bagaimana mereka memandang orangtua dan dirinya sendiri.

*Pertanyaan 8*
 Bagaimana cara menangani anak usia 6-7 tahun yang memiliki karakter kinestetik? Dan mudah mencontoh perilaku anak dibawah usianya. Seharusnya peran orang tua seperti apa agar anak mengerti bahwa tahap perkembangannya seharuanya pada usia 6-7 tahun, bukan usia dibawahnya.
Jawab :
Coba bunda perhatikan tontonan anak, atau apa yg sering iya lihat di tv maupun hp. Karakter kinestetik tidak semua bisa menjadi dampak negatif ya Bun, bisa juga menjadi dampak positif. Bisa jadi anak bunda memiliki kecerdasan kinestetik yg tinggi. Walaupun bunda merasa kewalahan maupun di tempat umum dan orang yg tidak tahu menganggap anak bunda hiperaktif.  Tapi klo bunda ingin lebih percaya dan cek dengan jelas bisa Konsultasi kan langsung ke dokter anak, maupun psikologi anak. Sebenarnya anak dengan karakter kinestetik ini memiliki kebutuhan yg cukup besar untuk menyalurkan keinginannya bergerak dengan benar dan lebih banyak dri anak seusianya.
Karakter kinestetik ini bukan suatu kekurangan ya Bun, hanya saja bagi saya anak mengekspresikan dirinya bisa jdi lewat gerakan. Disini peran orangtua dan orang sekitar dpt membantu anak untuk mengontrol gerakan tubuh ketika menangani suatu objek, bisa juga mengontrol tubuh anak ketika anak sedang aktif agar anak menjadi cekatan, untuk melatih keseimbangan. Bunda juga bisa bermain peran seperti main dokter2an, karenan anakn karakter yg mudah bosan saat belajar apalagi gaya belajar yg hanya duduk diam dan mendengarkan.  Bisa juga bunda dukung hobinya atau ajak anak membuat sesuatu. Dan terus mencari wawasan tentang pengasuhan ya Bun supaya terus semangat mengasuh anak yg makin aktif. Jangan menyerah 😊

*Pertanyaan 9*
Bagaimana mencegah dan mengatasi dampak buruk pergaulan anak-anak (kasusnya anak usia 3 tahun berteman dgn anak usia diatasnya sekitar 4 tahun, kemudian dia meniru perilaku buruk dari anak 4 tahun tersebut, suka kasar baik omongan atau tindakan bahkan sudah mengenal istilah pacaran)
Jawab :
Orangtua ikhtiar memperbaiki perilaku anak seperti perhatikan sumber harta jngan sampai ada secuil harta haram, perhatikan akhlak diri kita jnga sampai anak menirukan hal yg negatif dri diri kita sebagai orangtua, perhatikan game/tontonan anak/bacaan yg ia baca jngan sampai anak terkontaminasi dari hal itu, perhatikan teman2nya jngan2 dari temannya bisa anak meniru, perhatikan ucapan dari guru maupun orang dewasa sekitar jngan2 ada ucapan yg keliru dan diingat selalu oleh anak, perhatikan apakah kita sudah memberikan edukasi, teladan bahkan waktu kebersamaan yg lebih untuk mereka. Apakah ayah selalu terlibat dalam pengasuhan . Perlu kita koreksi hal tersebut

*Pertanyaan 10*
 Bagaimana mengatasi anak cewek usia 10 tahun yang suka ngambek krn keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tua. Apakah anak dalam usia tersebut dalam tahap wajar kalau suka ngambek?
Jawab :
 Orangtua pasti sering khilaf dan seringkali marah tanpa bisa terkendalikan . Anak pun marah ketika keinginannya tidak terpenuhi, koreksi terlebih dahulu dari diri kita sebagai orangtua.
Kalau mau anak kita sabar, kita dulu harus bisa sabar.
Apakah sikap ngambeknya itu mirip dari bunda atau ayah, kalo mirip anak menirukan,, jadi siapa yg harus di perbaiki ? Pasti tentunya orangtuanya.

Anak memiliki kelebihan yang sangat luar biasa, anak kita semua pintar sekali mencontohkan dan mengikuti apapun yg dia lihat maupun dengar sehingga memudahkan kita untuk mengajarinya dan memberikan contoh.

Jadi kalau kita sebagai orangtua tidak menginginkan anak seperti itu ( selalu ngambek dan harus di turutin) maka orangtua berubah dlu maka nanti anak akan mengikuti. Ajarkan juga disiplin, karena klo kita melihat cara Rasullullah mendidik anak dan di lihat dri tahapan, di tahapan umur anak bunda harus di ajarkan disiplin dan tanggungjawab.. semangat bunda untuk melatih 😊

Closing statement :
Terus Latih emosi anak agar anak mampu mengoptimalkan kecerdasan emosinya, membentak bukan solusi untuk mengarahkan anak agar bersikap baik, justru sikap anak malah sebaliknya. Jangan malas untuk memeluk anak atau mendekatinya dan mengajak bicara meskipun kita sedang sangat sibuk ketika anak sedang berulah, jangan hanya meneriakinya ya.
Ingat untuk selalu sabar dalam mendidik anak, karena kelak anak bisa menjadi penolong kita untuk masuk ke surga
****************************

(Silahkan disebar untuk kebermanfaatan yang lebih luas lagi)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar